Beras + Air + Panas = Nasi.
Maksudnya adalah jika kita ingin membuat nasi, maka kita memerlukan beras, merendamnya dengan air, lalu memanaskannya. Barulah beras tersebut bisa berubah menjadi nasi.
Paragraf diatas merupakan suatu contoh apa hal yang harus kita jalani untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Hal ini disebut dengan proses. Dalam kehidupan ini, semua butuh proses. Kehidupan ini pun merupakan suatu proses. Dari kita lahir sampai beranjak dewasa. Dari keadaan yang tidak tahu apa-apa sampai tahu beberapa. Semua adalah proses.
Kita tahu proses membuat suatu produksi barang, sangat ditentukan komposisi bahan yang bisa berbentuk rumus, misalnya membuat kue, dengan resep yang ada kemudian ikuti cara porses yang ditentukan, secara mudah akan menghadilkan kue yang diinginan. Diperusahaan plastic misalnya, dengan kompsisi biji plastik tertentu masuk dalam bentuk mould yang diinginan, maka jadilah panci, ember pipa dan lain-lain. Proses pabrikan sangat monoton dan didukung dengan mesin teknologi, jadilah apa yang diingnkan.
Bagaimana dengan proses kehidupan? Tidak demikian simple-nya seperti proses barang pabrikan, sangat ditentukan oleh berbagai unsure untuk mencapai satu hasil yang diinginkan. Pada dasarnya ada dua pokok dasar yang sangat signifikan dalam mencapai tujuan atau hasil yang akan diraih, yaitu :
1. Interposonal harus baik
hubungan dengan pihak kedua dst. Sangat menentukan proses itu sendiri. Karena pengendalian proses itu bukan ditangan anda melainkan ada pada orang lain. Misalnya butuh suatu bantuan. Sangat tergantung pada kerelaan, kemauan, keseriusan, kesungguhan hati seseorang. Apakah bisa memenuhi harapan? Sangat tergantung dari hubungan antara personal anda dengan orang yang diminta bantuan. Kita tidak bisa lepas dari kehidupan social dan bermasyarakat, tidak mungkin kita bisa hidup tanpa orang lain, bahkan orang lain bisa menjadi penghambat maupun pelancar proses hidup kita. Jika hubungan personal tidak baik, kemungkinan bantuan yang diminta akan mengecewakan, bahkan bisa juga hancur karena hubungan interpersonal yang jelek. Interpersonal merupakan satu skill yang harus dimiliki, untuk mendukung kelancaran proses. Banyak orang gagal karena belum memiliki skill ini. Sulit bersosialisasi ataupun berkomunikasi dengan orang, pendiam, malu dan sangat pasif mapun angkuh dalam kehidupan yang selalu membuat orang tidak suka. Kemampuan interpersonal bukan diperoleh dari bangku sekolah, ataupun anda memiliki pendidikan tinggi. Banyak pengusaha yang berhasil, hanya memiliki pendidikan sekolah dasar. Namun kemampuan interpersonal mereka baik, tidak heran banyak teman, banyak informasi sehingga memudahkan proses itu sendiri. Zaman orde baru pengusaha terkenal Lim Sioe Liong, hanya memiliki pendidikan dasar. Orang tua penulis hanya menikmati pendidikan dasar belum lulus, namun dia menjadi pegusaha sukses, beda dengan saya yang lebih banyak menikmati sekolah, kenyataan tidak sesukses beliau. Skill interpersonal berpegang peran dalam proses.
2. Intra personal
skill ini sering tidak diperhatikan, bahkan mentoreransikan diri karena merupakan hak patent ( sifat / tabiat ). Kesadaran akan kelemahan diri ( self awareness ) hampir tidak ada. Tanpa dikendalikan dengan baik, maka akan menyulitkan diri dalam proses, misalnya sifat malas, ceroboh, minder, suka iri hati, buat gossip, pemarah, otoriter, angkuh, suka putus asa, tidak ulet, bukan pendengar yang baik, mau menang sendiri. Ini semua penghambat diri dalam proses berjalan. Pepatah yang mengatakan musuh terbesar adalah diri sendiri sangatlah tepat! karena dia yang menguasai kehidupan kita. Jika seorang memiliki intra personal baik, kebanyakan interpersonal akan baik juga. Intra personal bisa diperbaiki dengan beberapa langkah yaitu :
a. Pengenalan diri ( self awareness ), yaitu mengenal emosi negative apa yang dimiliki – Misalnya saya suka marah, suka minder, suka iri hati yang tidak pada semestinya, suka buat gossip, suka putus asa, kurang ulet, suka bingung, rasa takut dan lain-lain. Pengenalan diri ini semestinya mudah, asal kita ada niat untuk memperbaiki diri, siap untuk merubah diri sendiri.
b. Maknailah emosi negative itu dengan jelas, bagaimana datangnya, apa saja yang mudah menyulut api emosi itu, misalnya suami pulang terlambat, appointment yang meleset, terganggunya emosi jika melihat orang lebih baik dari kita, saat mengalami kesulitan, saat melihat tampang yang seram atau terbayang masa lalu dan lain-lain.
c. Kendalikanlah dengan baik, misalnya tarik napas panjang, untuk menenangkan diri, lakukan self talk untuk tidak menuruti emosi itu, menyingkir dari objek penyebab, jika anda mudah dipicu marah, gerakan tubuh yang terbaik yaitu melipat kedua tangan anda, seperti anak manis mendengarkan gurunya mengajar. Kesadaran ini akan memudahkan anda melakukan perubahan dari pada anda dipaksa untuk melakukan, hasilnya pun akan kelihatan. Perasaan nyaman akan dirasakan saat anda berhasil mengatasi diri sendiri. Tentu masih banyak cara, yang tidak mungkin diungkapkan dalam tulisan ini.
c. Kendalikanlah dengan baik, misalnya tarik napas panjang, untuk menenangkan diri, lakukan self talk untuk tidak menuruti emosi itu, menyingkir dari objek penyebab, jika anda mudah dipicu marah, gerakan tubuh yang terbaik yaitu melipat kedua tangan anda, seperti anak manis mendengarkan gurunya mengajar. Kesadaran ini akan memudahkan anda melakukan perubahan dari pada anda dipaksa untuk melakukan, hasilnya pun akan kelihatan. Perasaan nyaman akan dirasakan saat anda berhasil mengatasi diri sendiri. Tentu masih banyak cara, yang tidak mungkin diungkapkan dalam tulisan ini.
Jika ketiga nya bisa dikuasai, maka anda pasti tidak akan mengkambinghitamkan nasib buruk. Karena semua itu ada ditangan anda. Anda yang menentukan apakah saya mampu mengatasi semua proses berjalan, keberhasilan dalam proses ( sesulit apapun ), akan membawa anda lebih sukses, karena proses itu endiri mampu pemberi spirit, motivasi kuat pada diri sendiri untuk melangkah lebih mantap. Ibarat perjalanan laut, kapal akan mengalami banyak halangan dari arus, gelombang, angin kencang, namun yang pasti ia akan menuju sasaran, tujuan akhir manakah yang membawa kenangan manis? tujuankah atau proses itu sendiri? Anda tentu bisa menjawabnya, bukan? Jangnlah menghindar dari masalah, hadapilah dengan penuh keyakinan, tentu ada jalan keluarnya, hanya waktu bisa berbeda, itu sebab nya butuh keuletan, ketabahan, kesabaran semua ini akan melahirkn pengalaman hidup yang luar biasa!
Dalam menjalankan sebuah proses, tentu kita harus tahu porsi yang tepat. Seperti contohnya pada paragraf pertama. Air yang dituang ke dalam tempat berisi beras, harus pas agar nasi tidak terlalu lembek. Ini menunjukkan kita harus berusaha sekuat dan segigih apa untuk mencapai tujuan. Lalu saat beras dan air tersebut sudah pas, kita panaskan dengan waktu yang cukup agar nasi tersebut tidak menjadi bubur. Ini menunjukkan kita harus tahu kapan harus berhenti terlena di dalam sebuah proses.
Proses Kehidupan tidak semudah menulis di atas buku, dari sebuah kertas kosong terisi dengan karya dan tulisan yang dapat menceritakan diri sendiri, atau bercerita tentang dunia lain, sosok orang lain, atau pengalaman penting kehidupan. Semua membutuhkan inspirasi. Proses Kehidupan itu juga membutuhkan kesabaran seperti penulis, pelukis, Master Zen, Pembaca, dan Petualang agar semua proses dapat dirasakan sebagai pelajaran paling berharga dalam hidup. Penulis sudah biasa menuangkan segalanya dalam tulisannya, tetapi proses kehidupan tidaklah demikian mudahnya. Tidak semudah menuang teh dalam cangkir, mudah untuk minum teh, tetapi sulit untuk menungkan teh kedalam cangkir tanpa satu tetes yang tumpah. Seorang Master Zen melatih diri dari ritual minum teh setiap sore, menuangkan sebuah teh dengan wangi dan cita rasa yang berbeda kepada orang yang berbeda, dengan tingkat derajat panas yang berbeda, dan menghasilkan aroma dan kenikmatan yang berbeda, mudah tetapi sulit dilakukan.
Apalagi mengamati proses kehidupan yang serba tidak pasti dan semua serba berbeda dalam kondisi yang selalu berubah.
Tidak semudah membaca novel, Pembaca yang sudah terbiasa membaca novel-novel indah karya sastra, akan mudah menyelami karakter tokoh dalam sebuha novel, menghayati dan masuk ke dalam alur ceritanya. Tetapi untuk membaca sebuah proses kehidupan tidaklah mudah, membutuhkan pengenalan terhadap sosok sang diri, pengenalan terhadap lingkungan di luar diri, dan pemahaman tentang alur kehidupan yang sangat sulit ditebak, memang tidak mudah. Tidak semudah melempar batu ke laut.
Bagi sang petualang lautan dan ombak adalah tantangan kehidupan, terkadang menguji satu keahlian dengan melempar batu sampai jauh sekali ke lautan lepas, ibarat melepaskan semua beban dalam dirinya, atau berteriak kencang mengalahkan suara ombak di laut. tetapi proses kehidupan dalam melepaskan semua beban hidup tidak semudah itu.
Tidak semudah melukis di atas kanvas, bagi seorang pelukis, apapun dapat dilukiskan dalam kanvas, kehidupan, obyek bergerak atau tidak bergerak, atau apapun dapat dituangkan dalam kanvas, tetapi untuk menghidupkan sebuah lukisan membutuhkan keahlian dan penjiwaan yang luar biasa. Melukis proses kehidupan tidaklah semudah menuangkan dalam kanvas, karena yang dilukis adalah sifat dan karakter kita sendiri yang sangat abstrak.
Proses memang tidak selalu mudah. Proses dalam kehidupan membutuhkan pengorbanan dan usaha yang lebih. Tetapi, proses bisa membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah sebabnya mengapa banyak orang berkata bahwa proses lebih penting daripada hasil. Dengan melalui berbagai halangan dan rintangan dari sebuah proses, maka kita akan menjadi lebih sigap untuk ke depannya. Proses adalah suatu pengalaman dan pengalaman adalah guru yang paling berharga.
“You can’t just jump to the end. The journey is the best part”
Robin Scherbatsky (How I Met Your Mother, American TV Series).
Ketika seseorang sudah lelah dengan apa yang sedang dia jalani untuk menggapai cita-citanya, ingatkanlah. Ingatkan bahwa hasil yang maksimal baru bisa didapat setelah kita menjalani proses yang maksimal pula. Mungkin memang bisa menggunakan jalan pintas atau jalan curang, tetapi pasti ada perbedaan diantara keduanya.
Di dalam sebuah perjalanan setiap individu, pasti ketidaksempurnaan akan sering terlihat berupa kesalahan-kesalahan atau yang biasa juga disebut dengan ketidakprofesionalan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi ketidaksempurnaan ini, dan pada umumnya orang yang tidak berjiwa baja akan menjadikannya sebuah perisai kuat untuk menangkis jeratan amarah dari pimpinan yang sering didengar sebagai alasan.
Butuh sebuah proses di dalam langkah manusia, menuju sebuah pendewasaan yang berujung pada keprofesionalan. Keprofesionalan ini diindikasikan dengan tidak tampaknya ketidaksempurnaan-ketidaksempurnaan walau tidak sempurna. Dapat digambarkan di sini bahwa manusia tercipta, lalu punya sebuah wewenang dan sebuah kewajiban. Kewajiban manusia adalah pendewasaan dan profesional dalam hidup, serta mampu memberikan karya terbaik sesuai jalur yang dimilikinya, alias profesional pula di bidang yang ditekuninya. Bagaimakah seseorang mampu menggapainya?
Layaknya jalur kehidupan, semua butuh proses, yakni proses pembelajaran. Di proses ini, manusia belajar apa yang mereka butuhkan, apa yang merupakan kesalahan, dan bagaimana meminimalisir kesalahan-kesalahan tersebut. Proses ini tentu bukan proses yang harus panjang dan lama, karena manusia tercipta dengan akal dan pikiran yang seharusnya mereka pakai untuk pembelajaran saat proses berlangsung. Cukup sekali, dua kali, atau tiga kali untuk membaca algoritma yang terbentuk, dan inilah proses, yang kemudian pada percobaan keempat dan seterusnya haruslah muncul sebuah hasil yang profesional, hasil yang tidak lagi bisa disebut dengan proses, setidaknya tidak mengulang kesalahan yang sama meski masih banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Dengan demikian, selama masa proses alangkah baiknya setiap individu mencoba, berani dalam inovasi, dan berusaha menggunakan akal dan pikiran mereka sebaik mungkin. Dan alangkah baiknya, saat usia menunjukkan kita dewasa, kita sudah menjadi manusia yang profesional, dengan maksud bahwa proses pembelajaran di letakkan maksimal di usia remaja. Jadi di saat remaja ini kita sebagai manusia yang berada pada proses pembelajaran diperbolehkan berkata “Proses lebih penting daripada hasil” ketika Anda mendapat sebuah hasil yang tidak maksimal dengan menjadikannya pembelajaran penting bagi pendewasaan Anda. Dan ketika Anda merasa dewasa, haruslah Anda berpandangan bahwa “Hasil lebih penting daripada Proses” karena pada kenyataannya yang dibutuhkan oleh dunia adalah hasil Anda.
Dewasakan diri Anda dengan pembelajaran yang cukup berarti dalam hidup selagi Anda merasa belum cukup dewasa untuk mengatakan “Hasil lebih penting daripada proses”!!!
Sumber: http://danangsetiabudi.wordpress.com/2010/05/23/manakah-yang-lebih-penting-proses-atau-hasil/
Wacana diatas membicarakan tentang mana yang lebih penting antara proses dan hasil. Hal ini tergantung pada orientasi diri kita masing-masing dalam menjalani hidup. Tergantung juga dari cara pandang kita terhadap kehidupan.
Semoga kumpulan artikel diatas dapat membantu para pembaca untuk memahami apa arti dari sebuah proses. Pembaca juga dapat menilai mana yang lebih penting bagi dirinya, apakah proses atau hasil.
Sumber keseluruhan : http://kuliah.ownedbyicha.com
0 comments:
Post a Comment